Wednesday, September 14, 2011

Grasshopper

Berulang kali kutanyakan dalam hati, "Bagaimana mungkin manusia bisa bertahan hidup di tempat seperti ini?"

Cuaca siang itu begitu panas. Mobil carry sewaan ayahku meliuk-liuk mengikuti alur jalan beraspal panas diantara rumah dan ladang yang kering. Seringkali kami berpapasan dengan kendaraan lain dengan plat be-nya. Di hari Idul Fitri macam ini, daerah ayahku dibesarkan memang amat ramai. Berbondong-bondong orang datang mengunjungi sanak famili untuk berbagi kebahagiaan.

Tak lama mataku menangkap sesuatu yang sudah diduga sebelumnya. Senyum ini pun lagi tertahankan untuk dilebarkan. Beberapa orang penjual belalang duduk jongkok di pinggir jalan menanti dagangannya laku. Benar aku tidak salah tulis. Belalang! Cuma ada di tempat ini kutemukan orang menjual belalang bukan untuk pakan burung atau ikan, tapi untuk konsumsi manusia.

Keren. Jenius. Gila. Serakah. Segala kekaguman sekaligus keheranan bercampur baur. Rasa jijik segera meluncur melalui kerongkongan seolah belalang itu sedang kusantap. "Bagaimana mungkin manusia bisa menjadikan belalang kayu macam itu sebagai lauk pauk makanan sehari-hari?"

Sering kudengar cerita dari ayahku jika konsumsi belalang adalah hal yang wajar di sana. Bahkan dimasa kecilnya, serangga lain macam laron pun kadang juga dikonsumsi. Walau belakangan diketahui memiliki tingkat protein yang tinggi, tapi tetap saja mengkonsumsi makhluk macam itu adalah sesuatu yang kelewatan.

No comments: